Sampang| Polemik absennya sebagian unsur LSM dan pers dalam acara Silaturahmi serta Penandatanganan Komitmen Bersama Forkopimda dan Elemen Masyarakat Kabupaten Sampang masih menjadi pembahasan. Setelah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sampang menyampaikan pandangan, kini giliran Organisasi Masyarakat (Ormas) Macan Asia Indonesia (MAI) Sampang menyatakan sikap.
Namun, berbeda dengan PWI, Ormas MAI justru menyampaikan dukungan terhadap langkah yang digagas Badan Kesbangpol bersama Polres Sampang tersebut.
Ketua MAI Sampang, Abdul Jamal, menilai komitmen bersama itu merupakan wujud kepedulian terhadap kemanusiaan sekaligus langkah penting dalam menjaga keamanan daerah.
“Kita sebagai aktivis maupun media harus legowo meskipun tidak terlibat langsung dalam penandatanganan komitmen tersebut. Yang terpenting adalah kondusifitas di Kabupaten Sampang tetap terjaga,” ujar Jamal.
Lebih jauh, Jamal juga menyinggung alasan khusus di balik keterlibatan perwakilan ojek online. Menurutnya, hal itu terkait penghormatan atas peristiwa yang menimpa salah satu driver ojol, almarhum Affan, beberapa waktu lalu.
“Jadi, diutamakannya ojol ini juga sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum. Kita sebagai aktivis dan media wajib mendukung langkah Polres demi terciptanya suasana damai,” tegasnya.
Sikap senada disampaikan Wakil Ketua MAI Sampang, Moh Sahi. Ia menilai langkah Polres dan Bakesbangpol sudah berada di jalur yang tepat.
> “Kondusifitas daerah itu wajib diutamakan. Kita sebagai aktivis tugasnya mengontrol, bukan memperdebatkan soal tanda tangan atau simbol. Yang penting Sampang tetap aman,” ungkap Sahi.
Pernyataan ini memperlihatkan adanya perbedaan pandangan di kalangan elemen masyarakat. Di satu sisi ada pihak yang menyampaikan kritik, di sisi lain ada yang memilih memberi dukungan penuh demi stabilitas keamanan daerah.
Kini publik menanti, apakah perbedaan pandangan tersebut akan mereda dengan sendirinya atau justru menimbulkan dinamika baru antara media, organisasi masyarakat, dan aparat keamanan di Sampang. (Red)




