Jakarta - Hidir Foundation bersama Kementrian Pertahanan RI, TNI AL, BNPB, Program Studi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis Indonesia (KASAI) serta ombudsman menggelar santunan akbar yang diikuti lebih dari 8000 peserta dari kalangan anak yatim dan piatu serta 2000 warga kurang mampu yang dipusatkan pembagian di Ginaya Corner Sindangherang sekitar Pondok Pesantren Suryalaya berasal dari Kabupaten Tasik, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Garut.
Kegiatan ini merupakan rangkaian sedekah kemerdekaan yang digelar di pusatkan di Sindang Herang (raya Ciamis- Tasikmalaya, Jawa Barat).
Penggagas kegiatan, Prof Dr KH Achmad Tjachja mengatakan bahwa kepedulian terhadap anak yatim dan warga kurang mampu adalah bagian penting dalam berbagi kebahagiaan di hari kemerdekaan.
Kegiatan ini diikuti juga dengan bazzar ukm desa, dan pemberian bantuan dari Kementrian Pertahanan RI, TNI AL dan BNPB bagi rehab mesjid juga bantuan bagi kegiatan di 3 desa yaitu desa Tanjung kerta, desa Sukamaju dan desa Sindangkerta.
“kami TNI AL akan selalu bergandengan tangan bersama masyarakat untuk saling menguatkan. Keberadaan TNI Angkatan Laut tidak hanya menjaga kedaulatan maritim Indonesia, tetapi juga hadir untuk masyarakat melalui berbagai kegiatan Bakti Sosial termasuk penguatan ekonomi. Mari kita tingkatkan sinergi antara TNI Angkatan Laut, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa demi mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, berdaulat dan bermartabat,” pesan KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali.
Dalam pidato kenegaraan Presiden pada Sidang Tahunan MPR-RI serta Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI di Gedung Nusantara, Jakarta, Presiden Prabowo menyampaikan salah satu langkah strategis pemerintah yakni dengan membentuk sistem data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN). Menurut Prof Dr KH Achmad Tjachja Guru Besar Program Studi Agribisnis FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “kegiatan sedeqah 8000 anak yatim ini sudah menggunakan data base yang holistik dan masing masing anak sudah terregister secara personal dengan memiliki barcode. Sehingga pendekatan teknis sedeqah saat ini akan sangat bermartabat dan sederhana.
Salah satu anak yatim, Dewi, 12 Tahun menyampaikan terimakasih kepada bapak tentara atas perhatian kebaikan kepada saya dan ribuan anak lainya. Jangan tinggal saya ya.
“Terimakasih kepada Hidir Foundation, Kementrian Pertahanan RI dan Jajaran TNI AL juga Danrem Tarumanagara serta Polres Tasik dan Ciamis yang mau bahu membahu bersama kami BNPB untuk memerangi kemiskinan melalui pendekatan holistik", ujar Letjen Suharyanto Kepala BNPB
Pertanian adalah perdesaan dan Pesantren identik dengan perdesaan pula. Konsep sedeqah dengan penguatan ekonomi perdesaan adalah bentuk konkrit pemberdayaan masyarat. Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis Indonesia (KASAI) yang disampaikan bapak Taufiq sebagai pengurus KASAI, melihat kerjasama antara Kementrian Pertahanan, TNI AL, dan BNBP serta muspida di kabupaten Tasik, Ciamis dan Garut adalah bentuk social capital yang baik yang guyub dalam membangun SDM desa yaitu anak anak yatim dan warga kurang mampu.
“Konstitusi kita memberikan amanat, bahwa Fakir Miskin dan Anak Anak yang terlantar dipelihara oleh Negara, sehingga kegiatan ini merupakan momentum agar seluruh aparatur penyelenggara negara dan pemerintah mengingat kemabali terhadap amanat konstitusi kita. Apa yang dilakukan oleh Prof Achmad TJ merupakan inisiatif lokal yang perlu ditumbuhkembangkan, Negara harus belajar terhadap inisiatif lokal ini, bahwa keberpihakan terhadap fakir miskin dan anak terlantar sudah pasti mengandung layanan publik yang perwujudannya harus benar benar dirasakan oleh masyarakat. Ujar Yeka Hendra Fatika, Anggota Ombudsman RI”.
Siaran pers