Iklan

 


_Api Intoleransi di Negeri yang Terluka_

Senin, 07 Juli 2025, Juli 07, 2025 WIB Last Updated 2025-07-08T04:15:16Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 



Indonesia, negeri yang indah dan kaya, telah terluka oleh api intoleransi. Api yang membakar hati dan jiwa, menghancurkan harapan dan impian. Api yang membagi masyarakat, menciptakan jarak dan kebencian. Kasus intoleransi masih saja terjadi, meskipun kita telah merdeka selama lebih dari 79 tahun.


Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kita harus memahami bahwa nilai-nilai toleransi dan keharmonisan merupakan bagian integral dari identitas bangsa kita. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan rahmat bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara kita juga menekankan pentingnya toleransi dan keharmonisan, seperti yang tertuang dalam sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan sila kedua "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab". Nilai-nilai ini harus menjadi pedoman bagi kita dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan harmonis.


Data menunjukkan bahwa kasus intoleransi di Indonesia masih terus terjadi setiap tahunnya. Berikut beberapa data tentang kasus intoleransi di Indonesia dari tahun 2017 sampai 2025:


- _2017_: 17 kasus gangguan rumah ibadah

- _2018_: 20 kasus gangguan rumah ibadah

- _2019_: 31 kasus gangguan rumah ibadah

- _2020_: 24 kasus gangguan rumah ibadah

- _2021_: 44 kasus gangguan rumah ibadah

- _2022_: 32 kasus gangguan rumah ibadah (hingga September 2022)

- _2024_: Beberapa kasus intoleransi dan persekusi terhadap umat Kristen terjadi

- _2025_: Kasus perusakan vila retret anak-anak dan remaja Kristen di Desa Tangkil, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat


Beberapa contoh kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia dari tahun 2017 sampai 2025 adalah:


- Kasus perusakan vila retret anak-anak dan remaja Kristen di Desa Tangkil, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, pada tahun 2025.

- Kasus pembubaran ibadah umat Kristen yang terjadi beberapa kali di Indonesia.

- Peningkatan kasus intoleransi di lingkungan sekolah, berdasarkan data SETARA Institute.

- Kasus perundungan berbasis agama yang menyebabkan seorang pelajar SD tewas pada tahun 2025.


Bayang-bayang intoleransi terus menghantui Indonesia. Bayang-bayang yang mengancam keutuhan bangsa dan memperlemah rasa persatuan dan kesatuan. Kita tidak boleh membiarkan bayang-bayang ini terus mengintai. Kita harus bekerja sama untuk menghilangkan bayang-bayang ini dan membangun masyarakat yang lebih cerah dan harmonis.


Dalam konteks hukum, terdapat beberapa undang-undang dan peraturan yang dapat digunakan untuk menangani kasus intoleransi, seperti:


- _KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)_: Mengatur tentang tindak pidana, termasuk penghancuran atau perusakan barang milik orang lain (Pasal 406), kekerasan terhadap orang atau barang (Pasal 170), dan penghinaan terhadap agama atau kepercayaan lain (Pasal 156).

- _Undang-Undang No. 35 Tahun 2014_: Mengatur tentang perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mempertegas tentang pentingnya perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi.

- _Undang-Undang No. 40 Tahun 2008_: Mengatur tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, yang melarang tindakan diskriminatif dan intoleran terhadap kelompok tertentu.


Toleransi menjadi obor harapan di tengah-tengah kegelapan intoleransi. Obor yang menerangi jalan menuju masyarakat yang lebih harmonis dan damai. Obor yang memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik. Kita harus terus memegang obor ini dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.


Kita memiliki kesempatan untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang lebih toleran, lebih harmonis, dan lebih damai. Kita harus bekerja sama untuk mencapai tujuan ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya.


_Membangun Masyarakat yang Lebih Toleran_


Pendidikan yang baik dan berbasis nilai-nilai toleransi dapat membantu mencegah kasus intoleransi di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Peran pemerintah dalam mencegah intoleransi juga sangat penting. Pemerintah harus lebih serius menangani kasus-kasus intoleransi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang komitmen pemerintah dalam menangani kasus intoleransi.


Kita harus terus mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keharmonisan dalam masyarakat. Kita harus bekerja sama untuk membangun masyarakat yang lebih toleran, lebih harmonis, dan lebih damai.


_Masa Depan yang Lebih Baik_


Kita memiliki kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya. Masa depan yang lebih toleran, lebih harmoni, dan lebih damai. Kita harus bekerja sama untuk mencapai tujuan ini dan membangun Indonesia yang lebih baik.


Sebagai anak bangsa, kita harus memelihara kesetiaan kawan sesama anak bangsa,...memelihara kesetiaan kawan sesama anak bangsa, memelihara kearifan lokal budaya nusantara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus terus mempromosikan nilai-nilai toleransi dan keharmonisan dalam masyarakat, serta membangun masyarakat yang lebih toleran, lebih harmonis, dan lebih damai.


Dengan demikian, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya dan membangun Indonesia yang lebih baik. Mari kita bekerja sama untuk mencapai tujuan ini dan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa.


Oleh Kefas Hervin [Romo Kefas] Ketua Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat

Komentar

Tampilkan

Terkini